1/14/2012

Cerpen ala kehidupan di kampung Ponre Waru

Seorang petarung dalam melawan ganasnya kehidupan di sudut keramaian di bagian utara Kolaka.. Menjamu segala rasa dengan atribut wajah kusam, maklum akrobat seni hidupnya kini di bawah taraf nol. Berjalan tertatih layaknya kucing yang kalah sehabis bertarung memperebutkan betinanya. Tak pernah menyesalkan takdir adalah suatu yang paling terbaik dari dirinya. " Sudahmako makan nak?? " ujar perempuan dari balik dapur yang dipenuhi kebulan asap.. Tampak wajah perempuan itu mengekspresikan kelelahan, " iye' ma' cina'pi" ujarnya.. Sembari melepaskan baju yang kusut yang penuh dengan noda, kemudian iya berseru lagi" aga dianreang ma'??" bale rakko na' sibawa gammi' tarasi cetus wanita paruh baya dari balik dapur. Hmmm Alhamdulillah, ujarnya dalam hati, hari ini masih bisa makan walaupun lauk yang sangat sederhana..Susai membersihakan badan iya pun menyantap nasi dan ikan kering tadi, selepas itu kemudian kembali bergegas menuju ladang peninggalan Al-marhum ayahnya ( semoga beliau diberi tempat yang layak disisiNYA ). Di ayunkan goloknya sedikit demi sedikit mencoba membabat rumput-rumput yang berdiri angkuh seolah-olah ingin menggantikan isi tanaman ladang tersebut dengan dirinya. Ooo.. beddu, agatu mujama? teriak seseorang dari jalan setapak tepat di tengah2 ladangnya. Ia pun menoleh dan berujar upicakka-cakkari aru'ku padarane, tampak lelaki yang menyapa tadi berjalan memghampirir sibeddu dan berkata " ehh ada ballo'ku ,ayoo minumki' sebentar baru ko lanjutkan lagi kerjamu pintanya., sibeddu pun tersenyum dan menjawab " wah saya sudah tidak minum-minum lagi ces, sakitmi ku rasa ulu hatiku jadi saya putuskan berhenti minum-minum".. ( bersambung)
Ide cerita dan Penulis : Ikar Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan dari Para Pembaca Budiman Adalah Motivasi Saya