1/26/2012

JANGAN BERKATA “ TUHAN JANGAN KAU REBUT ITU DARIKU”



Karya: Ikar ponre
Disore yang cerah ditemani secangkir teh hangat dan sepiring kue adalah saat yang indah. Tak lengkap bila tak mengayunkan pena diatas kertas seraya menuliskan isi hati. Sebut saja Lisa, hari itu dia menuliskan memori saat-saat terkhir bersama dengan dengan Roni suaminya.
Memang nasi telah menjadi bubur, semua yang hidup bakal mati ujar lisa dalam hati. Sekilas dia teringat dengan kejadian maut pada hari itu, ketika ia sedang bersama suaminya tengah berboncengan sepeda motor  baru pulang dari berbulan madu dikampung orang tua lisa,
di tengah perjalanan tiba-tiba ada truk yang oleng dan tanpa basa-basi truk  itu menabrak motor yang dikendarai lisa bersama suaminya, Lisa terlempar sementara suaminya ikut terseret bersama sepeda motornya, Lisa sempat pingsan dan warga berlarian mencoba menyelamatkan Lisa dan suaminya tapi apa daya maut hari itu tidak berkompromi, suami Lisa pun tewas ditempat dengan kepala hancur terlindas ban truk.
Kejadian itu telah berlalu setahun yang lalu tapi semuanya masih tampak jelas dimata Lisa, tak segampang itu Lisa melupakan kejadian yang telah merenggut nyawa suami yang baru saja menikahinya itu. Bisa kita bayangangkan seandainya kejadian itu menimpa kita atau orang dekat kita, rasa trauma Lisa pun pun belum sepenuhnya hilang bahkan Lisa pernah menderita Stres berat karena kejadian maut itu.
Untuk mengobati rasa rindu dengan suaminya tak jarang ia mendatangi makam suaminya, terduduk menangis dan hal itu membuat lisa merasa sedikit lega dan merasa sedikit rindunya terobati.
Nah para pembaca, ada kalanya kita memiliki sesuatu yang sangat kita sukai dan tak jarang sesuatu itu hilang dengan cara yang sangat tragis namun kita harus mengikhlaskannya, nyawa bukanlah sesuatu yang kekal, harta, orang tua, dan semua yang kita miliki suatu saat pasti akan hilang, rusak atau musnah. Jangan pernah berucap “ Tuhan jangan kau mengambil itu dariku” . Mengikhlaskan adalah jalan yang paling bijaksana. Ajari diri kita sedini mungkin untuk bersiap melepaskan melepaskan sesuatu yang kita miliki. Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan dari Para Pembaca Budiman Adalah Motivasi Saya